Angka kerugian tersebut mencerminkan kesulitan serius yang dialami Nissan dalam menghadapi perubahan pasar global, dan gangguan di industri otomotif.
Langkah PHK ini juga diiringi dengan penutupan sejumlah fasilitas manufaktur dan pemangkasan kapasitas produksi global hingga 20 persen. Meskipun begitu, upaya tersebut dinilai belum cukup untuk mengembalikan kestabilan perusahaan.
Selain itu, penjualan yang lemah sepanjang 2024 ditambah dengan biaya penurunan nilai aset, restrukturisasi, dan tarif tinggi di pasar Amerika Serikat menambah beban keuangan Nissan.